Kabupaten Sukabumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kabupaten Sukabumi Moto: Gemah Ripah Loh Jinawi | |
Peta lokasi Kabupaten Sukabumi Koordinat: 106º49 - 107º BT 60º57 - 70º25 LS | |
Provinsi | Jawa Barat |
Dasar hukum | Besluit no. 21 PemerintahanHindia-Belanda |
Tanggal Peresmian | 21 April 1921 (pembentukan) 1 Oktober 1945 (hari jadi) |
Ibu kota | Palabuhanratu (PLARA) |
Pemerintahan | |
- Bupati | Drs. H. Sukmawijaya, MM. |
- DAU | Rp. 1.331.012.058.000.-(2013)[1] |
Luas | 4.128 km² |
Populasi | |
- Total | 2.339.348 jiwa (2010) |
- Kepadatan | 566,70 |
Demografi | |
- Bahasa | Sunda, Indonesia |
- Kode area telepon | 0266 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 47 |
- Kelurahan | 367 |
Simbol khas daerah | |
- Situs web | http://sukabumikab.go.id/ |
Kabupaten Sukabumi, adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalahPalabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat.
Daftar isi
[tampilkan]Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pembentukan[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah Kabupaten Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, yang merupakan bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen). Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenam Raden Noh Wiratanudatar VI membentuk sebuah kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang terdiri dari beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Jampangtengah, dan distrik Jampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian dari Kota Sukabumi).
Di tanggal 13 Januari 1815, Kepatihan Tjikole berganti nama menjadi Kepatihan Soekaboemi. Nama Soekabumi diusulkan oleh Dr. Andries de Wilde, seorang ahli bedah yang mempunyai usaha perkebunan kopi dan teh di daerah Soekaboemi. Asal nama "Sokaboemi" berasal dari Bahasa Sansekerta soeka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhoemi, "bumi, tanah". Jadi "Soekabumi" memiliki arti "tanah yang disuka".
Dari Kepatihan menjadi Kabupaten[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Sukabumi sendiri mulai berdiri sejak ditetapkan berdasarkan Besluit Gubernur Jendral Dirk Fock tertanggal 25 April 1921 no. 71 di mana dijelaskan status Soekaboemi sebagai Kabupaten (Afdeling) tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Tjianjoer, mulai berlaku sejak 1 Juni 1921. Bupati pertamanya adalah R. A. A. Soerianatabrata, Patih terakhir dari Kepatihan Soekaboemi. Pada tahun 1923, Karesidenan Priangan dimekarkan menjadi tiga bagian yaitu West Preanger(Priangan barat) berpusat di Soekaboemi, Midden Preanger (Priangan tengah) berpusat di Bandoeng dan Oost Preanger(Priangan timur) berpusat di Tasikmalaya. R. A. A. Soerianatabrata sendiri memerintah sampai tahun 1930.
Bupati kedua Kabupaten Soekabumi adalah R. A. A. Soeriadanoeningrat yang memerintah sampai masa pendudukan Jepang. Terjadi perombakan pembagian administratif di wilayah Jawa Barat pada masa pemerintahannya. Dibentuk 5 Karesidenan baru di Jawa Barat, yaitu Residentie Bantam Regentschappen (Karesidenan Banten), Residentie Batavia Regentschappen (Karesidenan Batavia), Residentie Boeitenzorg Regentschappen (Karesidenan Boeitenzorg/Bogor),Residentie Tjirebon Regentschappen (Karesidenan Tjirebon) dan Residentie Preanger Regentschappen (Karesidenan Priangan). Kabupaten Soekaboemi yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Priangan barat untuk selanjutnya dimasukkan sebagai bagian dari Karesidenan Boeitenzorg, karena itu wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi saat ini memiliki plat nomor kendaraan F.
Masa penjajahan Jepang[sunting | sunting sumber]
Setelah Jepang menaklukkan Hindia-Belanda pada 8 Maret 1942, dikeluarkanlah UU no. 27 tahun 1942 tentang perubahan Tata Pemerintahan Daerah pada tanggal 5 Agustus 1942. Karesidenan (Residentie Preanger Regentschappen) berganti nama menjadi Syukocan dan kepala daerahnya disebut Syukocanco. Kabupaten (Afdeling) berganti nama menjadi Ken dan kepala daerahnya disebut Kenco. Kenco pertama Soekaboemi masih R. A. A. Soeriadanoeningrat. R. A. A. Soeriadanoeningrat sendiri wafat pada tahun 1942 dan digantikan oleh R. Tirta Soeyatna sebagai Kenco kedua.
Awal Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dilaksanakan pertemuan Musyawarah oleh tokoh-tokoh seperti Mr. R. Syamsoedin, Mr. Haroen dan Dr. Aboe Hanifah yang menyepakati akan mengirimkan delegasi ke Karesidenan Boeitenzorg untuk mendesak pelaksanaan serah terima kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Apabila gagal, disepakati juga akan diadakannya aksi massa pada tanggal 1 Oktober 1945 yang terdiri dari Badan Keamanan Rakyat, Kepolisian, KNID, Alim Ulama dan Utusan daerah.
Setelah diumumkan pada tanggal 1 Oktober 1945 di mana perundingan di Boeitenzorg mengalami kegagalan, massa pun hari ini juga melakukan aksi mengurung kantor Kempetai untuk membebaskan seluruh tahanan politik dan menyita seluruh persenjataan didalamnya. Di Lapangan Victoria (Sekarang Lapangan Merdeka Kota Sukabumi) bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih secara resmi. Kantor-kantor pemerintahan pendudukan Jepang juga direbut pada hari itu juga. Hanya dalam beberapa hari seluruh Kabupaten Sukabumi telah dapat dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Terjadi penggantian besar-besaran para pejabat Kewedanaan dan Kecamatan yang tidak pro-kemerdekaan dengan tokoh-tokoh yang pro-kemerdekaan.
Setelah berada dibawah kendali Pemerintahan Republik Indonesia, pada akhir 1945 Mr. Haroen diangkat sebagai Bupati Sukabumi pertama paska-kemerdekaan, sedangkan Mr. R. Syamsoedin diangkat menjadi Walikota Kota Sukabumi. Istilah-istilah administratif pemerintahan Jepang sendiri diganti dengan Istilah Indonesia, seperti Ken yang diubah menjadi Kabupaten. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Sukabumi.
Geografi[sunting | sunting sumber]
Berikut merupakan batas wilayah Kabupaten Sukabumi:
Utara | Kabupaten Bogor |
Selatan | Samudera Hindia |
Barat | Kabupaten Lebak |
Timur | Kabupaten Cianjur |
Dengan luas wilayah 4.128 km², Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan dan 60% merupakan daratan. Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang relatif luas yaitu ± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut : Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135. 004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Beberapa puncak gunung terdapat di bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 m dpl), Gunung Salak (2.211 m dpl), dan yang tertinggi adalah Gunung Gede (2.958 m dpl). Di antara sungai yang mengalir adalahSungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang bermuara di Samudra Hindia.
Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]
Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 364 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kota Palabuhanratu.
Daftar Wilayah[sunting | sunting sumber]
Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi adalah:
- Wilayah Utara:
- Kecamatan Cicurug
- Kecamatan Cibadak
- Kecamatan Kalapanunggal
- Kecamatan Parungkuda
- Kecamatan Nagrak
- Kecamatan Ciambar
- Kecamatan Caringin
- Kecamatan Cisaat
- Kecamatan Cidahu
- Kecamatan Kabandungan
- Kecamatan Bojong Genteng
- Wilayah Tengah:
- Kecamatan Jampang Tengah
- Kecamatan Surade
- Kecamatan Jampang Kulon
- Kecamatan Cibitung
- Kecamatan Waluran
- Dan lain-lain
- Wilayah Selatan:
- Kecamatan Cisolok
- Kecamatan Ciracap
- Kota Palabuhanratu
- Dan lain-lain
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
- Pantai Palabuhanratu di Kota Palabuhanratu
- Air Panas Cisolok, terletak 17 km barat daya Kota Palabuhanratu. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis. Di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet.
- Pantai Karang Hawu, terletak 20 km dari Kota Palabuhanratu. Pantai ini terdapat karang dengan beberapa lubang pada seperti tungku, yang disebut hawu oleh orang setempat. Di pantai ini dapat dilakukan olahraga selancar air.
- Gua Lalay Pelabuhan Ratu, terletak 3 km dari Kota Palabuhanratu. Gua ini merupakan rumah dari ribuan kelelawar.
- Ciletuh Geopark di daerah Jampang kulon
- Wisata Sejarah/ kebudayaan
- Wisata Alam
- Untuk mereka yang menyukai petualangan alam, mendaki Gunung
Gede atau Gunung Pangrango di Taman Nasional Gede-Pangrango di utara Kota Sukabumi merupakan suata pengalaman menarik. Di sini dapat ditemui berbagai jenis ragam tumbuhan serta Bunga Edelweis yang abadi di puncak Petualangan menantang lainnya adalah arung jeram di Sungai Cicatih atau di Sungai Citarik, yang berada 30 km sebelah selatan Kota Sukabumi.
- AWWI (Agro Widya Wisata Ilmiah)
- Wisata Situ Batukarut, pasirhalang, sukaraja dan merupakan sumber air PDAM Kab/kota Sukabumi berada 5 km dari Kota Sukabumi
- Wisata Pantai Ujung Genteng di kec. ujung genteng/ciracap
Kota Sukabumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Sukabumi | |
---|---|
Semboyan: Reugreug Pageuh Repeh Rapih | |
Letak Kota Sukabumi di Jawa Barat | |
Koordinat: 6°55′17.15″S 106°55′33.04″E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibukota | Sukabumi Barat |
Hari jadi | 1 April 1914 |
Pemerintahan | |
• Wali Kota | H. Mohamad Muraz, S.H, M.M. |
• Wakil Wali Kota | H. Achmad Fahmi,S.Ag, M.M. |
Area | |
• Total | 48.25 km2 (18.63 mil²) |
Populasi (2010) | |
• Total | 298.681 |
• Kepadatan | 6,200/km2 (16,000/sq mi) |
Zona waktu | WIB (UTC+7) |
Kode wilayah | +62 266 |
Situs web | http://www.sukabumikota.go.id |
Kota Sukabumi merupakan salah-satu kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat.
Daftar isi
[tampilkan]Sejarah[sunting | sunting sumber]
Nama “SOEKA-BOEMI” pertama kali diperkenalkan pada tanggal 13 Januari 1815 ke dunia luar Sukabumi oleh administratur perkebunan bernama Andries Christoffel Johannes de Wilde, seorang berkebangsaan Belanda yang menjelajah di Sukabumi untuk mencari lokasi tanah yang cocok untuk perkebunan.
Dalam laporan surveynya, Andries Christoffel Johannes de Wilde mencantumkan nama Soeka Boemi (dalam dua suku kata) sebagai tempat ia menginap di kampung Tji Colle. Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.
Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi, tanah". Jadi "Sukabumi" memiliki arti "Bumi yang disenangi/disukai".
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandung, di mana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard untuk mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Riebek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorgdan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa.
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belandamenjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Pondok Pesantren Syamsul 'Ulum Gunung Puyuh yang didirikan oleh K.H.Ahmad Sanusi pada tahun 1933.
Kota Sukabumi
Luas: 48 km²
Ketinggian: 600 m
Cuaca: 27 °C, Angin arah Barat dengan kecepatan 6 km/h, Kelembapan 80%
Waktu setempat: Senin 12.15
rental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumirental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumirental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumirental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumirental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumirental mobil sukabumi rental mobil sukabumi rentalmobil sukabumi
BalasHapus